'/> Kumpulan Dongeng Dongeng Pendek Terbaru 2016 -->

Info Populer 2022

Kumpulan Dongeng Dongeng Pendek Terbaru 2016

Kumpulan Dongeng Dongeng Pendek Terbaru 2016
Kumpulan Dongeng Dongeng Pendek Terbaru 2016
 pada pertemuan kali ini kita kembali dengan menyajikan bahan yang sangat menarik yaitu t Kumpulan Cerita Dongeng Pendek Terbaru 2016Kumpulan Cerita Dongeng Pendek Terbaru 2016 - Hai sobat BBI, pada pertemuan kali ini kita kembali dengan menyajikan bahan yang sangat menarik yaitu wacana dongeng. Kami akan memmemberikankan tiga buah dongeng yang menarik. Mari simak dongengnya di bawah ini.

Kumpulan Cerita Dongeng Pendek Terbaru 2016

Si Monyet dan Si Kura-kura

Pada zaman berlalu dan silam, ada seujung kera dan seujung kura-kura yang hidup bersama. Mereka yakni teman yang tak pernah terpisahkan. Setiap pagi hari, mereka selalu berjalan bersama, makan bersama, tiruana selalu bersama. Hingga pada suatu hari, kera menemukan biji pisang. "Kura, bagaimana kalau kita tanam saja biji pisang ini? Siapa tahu bisa berbuah," kata monyet. "Ide yang bagus, Ayo kita tanam bersama," kata kura-kura.

Keesokan harinya alhasil mereka menanam biji pisang itu di rumah masing-masing. Mereka menanam biji pisang itu di halaman rumah mereka. Tetapi, kera tidak rajin merawat bahkan terkadang seminggu sekali gres disiram. Maka, pohon pisang kera masih kecil sekali padahal sudah berumur 1 bulan. Sedangkan kura - kura sangat rajin merawat pohon pisang itu. Dia selalu menyiramnya setiap pagi hari. Hingga pada alhasil pohon pisang miliki kura - kura yang ludang kecepeh besa dan berbuah terludang kecepeh berlalu dan silam.

Suatu hari, si kera bermain ke rumah kura - kura. Dilihatnya pohon pisang berlalu dan silam ditanam kini sudah besar dan berbuah. Kebetulan juga kura-kura meminta tolong pada monyet. "Hey, sahabat, maukah kau petikkan pisang itu untuk kita makan bersama? Tenang saja, saya sangat lincah untuk memanjat" kata monyet. Monyet pun bahagia sekali mendengar seruan dari kura - kura. Tetapi, ada suatu niat jahat dari dalam hati monyet. Dia akan memanjat pohon kemudian memakan tiruana pisang milik kura-kura tanpa membaginya. Tetapi kura - kura sangat percaya kepada kera sebab kera yakni teman baiknya.

Monyet pun memanjat pohon pisang itu dan knorma dan sopan santun hingga di atas, kera eksklusif memakan buah pisang yang ada di pohon milik kura - kura. Kura-kura kaget dan murka sekali kepada monyet. "Hei sahabatku! Mengapa tiruana pisangku kau makan hingga habis?" tanya kura-kura yang sedang marah. Si kera tak mendengarkan apa yang dikatakan kura - kura hingga tiruana pisangnya dimakannya hingga tak tersisa sedikit pun untuk kura - kura. Setelah kera kekenyangan memakan pisangnya, ternyata salah dahan pohon pisang itu terlihat akan rubuh. Benar saja, kera  dan dahan pisang itu jatuh bersamaan ke tanah. Monyet pun jatuh kemudian menangis sambil menahan sakitnya. Akan tetapi si kura - kura tetap memaafkan kesalahan si kera dan mengobati luka kera jawaban terjatuh dari pohon itu. Dan sejak ketika itu kera kapok dan berjanji tak akan mengulangi kesalahannya lagi. 


Pulau Hantu Pendekar

Suatu knorma dan sopan santun ada dua orang pendekar yang selalu ingin memperlihatkan dirinya ludang kecepeh baik dari yang lain. Pada suatu hari, mereka bertemu di pantai selatan Malaka. Tanpa banyak bicara, keduanya eksklusif saling menyerang. Mereka bertarung cukup lama hingga badan mereka bersimbah darah. Karena mereka berdua sama - sama kuat, tak ada tanda - tanda siapa yang akan menang dan kalah. 

Ruh penghuni maritim tidak suka dengan pertarungan itu sebab mereka menciptakan pantai porak poranda sebab kesaktian mereka berdua. Ruh itu kemudian menenggelamkan bahtera milik mereka berdua. Maksudnya biar mereka menghentikan pertarungan. Akan tetapi, mereka tetap saja melanjutkan pertarungan. Dengan kesaktiannya masing - masing, mereka bertarung di atas air laut. Ruh penunggu maritim pun berkata “Hei kalian, saya perintahkan untuk berhenti bertarung! Ini yakni wilayah kekuasaanku. Kalau tidak maka..…” 

Bukannya berhenti bertarung kedua satria itu malah bertempur semakin hebat. Dengan memmemberikankan aba-aba tangan, mereka bahkan ibarat mengejek - ejek Ruh itu. Ruh tersebut marah. Dia pun dengan kemampuannya menurunkan kabut misterius biar jarak pandang mereka berdua terbatasi jadi pertarungan akan cepat berakhir. Karena pandangan mereka kabur, kedua pendekar itu bertempur secara membabi - buta. Mereka mengibaskan pedang mereka membabi buta sekehendak hati hingga alhasil badan mereka saling bertusukan pedang. Akhirnya sehabis bertarung sangat lama kedua pendekar itu alhasil mati. 

Para tuhan - dewi di kayangan murka sebab ruh yang turut campur urusan manusia. Mereka memperingatkan biar Ruh jahat itu untuk tidak lagi ikut campur dengan urusan manusia. Ruh tersebut alhasil mengaku salah dan mencoba menebus dosa dengan berbagi kawasan khusus biar ruh kedua pendekar itu sanggup bersemayam dengan tenang. Ruh jahat itu menyulap sampan yang ditumpangi kedua satria itu menjadi pulau kawasan bersemayam ruh mereka. Orang-orang kemudian menyebut pulau itu sebagai Pulau hantu pendekar. 


Petani yang Baik Hati

Di suatu desa, hidup seorang petani yang sudah cukup tua. Petani ini hidup seorang diri dan sangat miskin, pakaiannya saja penuh dengan tambalan dan rumahnya terbuat dari gubuk kayu yang sudah reot. Musim cuek pun sudah tiba, petani ini tidak punya makanan, juga tidak mempunyai kayu bakar untuk menghangatkan diri. Hari itu pak petani akan pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Knorma dan sopan santun ia keluar dari rumahnya, ia melihat ada sebutir telur burung tergeletak diatas tanah bersalju. Dengan hati - hati pak tani memungutnya dan membawanya masuk ke dalam rumah. 

Pak petani menyelimuti telur itu dengan kain yang sudah lama dan meletakkannya di dalam kotak dengan tumpukan jerami biar tetap hangat. Setelah itu barulah ia pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan. Pak tani menjaga biar tekur itu tetap hangat setiap hari hingga telur itu menetas. Ternyata telur yang dipeliharanya itu yakni telur burung camar. Mungkin induknya menjatuhkannya knorma dan sopan santun akan pindah ke kawasan yang ludang kecepeh hangat. Pak tani merawat burung camar kecil itu dengan penuh afeksi. Dia selalu membagi setiap kuliner yang ia peroleh dari hasil bekerja di pasar. Knorma dan sopan santun harus meninggalkan burung camar itu sendirian, pak petani akan meletakkannya di dalam kotak jerami dan menyalakan api biar burung camar tetap merasa hangat.

Hari - hari berlalu, burung camar kecil itu tumbuh semakin besar. Pak tani sadar, burung camar ini tidak akan selamanya tinggal bersama dengan dirinya. Dengan berlinangan air mata, pak tani melepaskan burung camar tersebut biar pergi ke timur, ke kawasan yang ludang kecepeh hangat.

Suatu hari, pak tani terbaring sakit sebab kedinginan dan kelaparan. Dia tidak mempunyai uang untuk membeli obat, kayu bakar dan makanan. Tiba - datang ada yang mengetuk rumah pak tani. Ternyata burung camar yang mengetuknya. Burung camar itu kembali kerumah pak tani. Di paruhnya terdapat benih tanaman seakan - akan ia ingin memmemberikankan biji tersebut kepada pak tani. Pak tani heran burung camar itu masih ingat akan dirinya. Burung camar itupun masuk kedalam rumah. Pak tani pun menyediakan minum untuknya, Pak tani heran sambil bertanya - tanya wacana biji tanaman yang dibawa di paruh burung camar itu dan bertanya - tanya apakah bisa ditanam knorma dan sopan santun demam isu cuek ibarat ini.

Burung camar itu kemudian keluar dari rumah pak tani, ia eksklusif menciptakan lubang di halaman rumah pak tani yang tertutup oleh salju kemudian menanam benih itu. Knorma dan sopan santun hari menjelang pagi, burung camar itu kembali pergi meninggalkan pak pani. Keesokan harinya, keajaiban pun terjadi. Benih yang ditanam burung camar malam itu tumbuh menjadi pohon besar tidak ada yang kurang dengan buahnya hanya dalam waktu satu malam. Pak tani sangat terkejut sekali melihat insiden itu. Karena ia sangat lapar, pak tani eksklusif memakan buah dari pohon itu. Ajaibnya, badan pak tani menjadi berpengaruh dan ia tidak merasa sakit lagi. Karena keajaiban itu, pak tani memmemberikan nama pohon itu Pohon Dewa, sebab buahnya bisa menciptakan pak tani menjadi sehat kembali.

Pak tani pun merawat pohon itu dengan baik. Meskipun demam isu dingin, pohon itu terus berbuah dan tidak mati. Pak tani menjual buah dari pohon itu dan mendapat banyak uang. Sekarang pak petani tak lagi merasa kedinginan dan kelaparan. Meskipun ia sudah kaya, pak tani tetap murah hati, ia ingat bahwa apa yang diterimanya ketika ini yakni buah dari ketulusannya sebab menolong sesama makhluk hidup.

Nah itu tadi kumpulan dongeng dongeng pendek terbaru. Semoga sanggup menjadi pembelajaran untuk kita tiruana. Sekian dan hingga jumpa pada artikel wacana kumpulan dongeng memberikankutnya.
Advertisement

Iklan Sidebar